Dalam pembahasan kali ini, masih mengenai salah satu tugas mata kuliah Penulisan Kreatif. Setelah belajar untuk menulis review sebuah film, di minggu ketiga ini kita dilatih untuk belajar menulis naskah. Naskah yang akan ditulis bukan hasil dari pengembangan sebuah cerita pendek atau novel, melainkan dari film yang sudah ada. Film yang dipilih adalah salah satu film favorit kita dan bagian yang akan ditulis kembali menjadi sebuah naskah adalah salah satu scene terbaik dari film tersebut. Penulisan kembali naskah dari film yang sudah ada ini, melatih kita untuk belajar menganalisa, menulis dan menampilkan main idea dari sebuah scene dalam bentuk naskah.
Salah
satu film favorit yang akan saya angkat dalam tugas kali ini adalah film “Merry
Riana : Mimpi Sejuta Dolar”. Bukan hanya karena ceritanya saja yang menarik,
menginspirasi dan memotivasi, tapi juga kemampuan acting dari Chelsea Islan
dalam film ini yang membuat terpana. Alasan saya dalam pemilihan film ini, mungkin
karena yang memerankan adalah Chelsea Islan. Hahaha.
Scene/adegan
yang saya pilih adalah scene disaat Merry sadar kalo telah ditipu oleh salah
satu perusahaan bernama “Success Forever”. Ia telah menyerahkan 200 dollar
hasil dari menjual laptop papanya demi berinvestasi di perusahaan yang menjanjikan dirinya akan mendapat satu juta
dollar dalam lima tahun. Scene ini dipilih karena disini menjelaskan tentang
keterpurukan seseorang disaat mencari uang (atau bisa juga dalam menjalankan
bisnis) dan betapa susahnya sebuah perjuangan mendapatkan hasil yang kita mau.
Selamat membaca!
MERRY RIANA : MIMPI
SEJUTA DOLAR
INT.
LIBRARY – DAY
Merry
sedang mengetik pesan untuk dikirim ke beberapa email berisi ajakan untuk
bergabung dengan bisnis Success Forever. Alfa menunjukkan hapenya berisi pesan
email yang ia terima, menghalangi layar monitor di depan Merry.
ALFA (O.S)
(bersuara pelan)
“Lu
ngapain ikut-ikutan beginian? Mer lu bisa gitu, nginves dua ratus dolar dapet
satu juta dolar dalam lima tahun?”
ALFA
(bersuara pelan)
“Kalo kayak gitu
semua orang juga bisa kaya.”
MERRY
(bersuara pelan
sambil merasa yakin)
“Cuma
orang yang mau gabung dan berusaha cari member banyak yang akan kaya. That’s
why I choose you to join. Gue udah cek semuanya fa, website, email bahkan gue
dateng ke kantornya. Di depan kantornya ada mobil mewah.”
ALFA
(kaget dengan suara
pelan)
“Lu inves?”
MERRY
(bersemangat dan
merasa yakin sambil bersuara pelan)
“Ya”
ALFA
(heran dengan
bersuara pelan)
“Dapet uang darimana?”
MERRY
(bersemangat dan
bersuara pelan)
“Gue jual laptop papa,
nanti kalo misalnya udah berhasil gue bakal beliin laptop yang lebih bagus lagi.”
ALFA
(merasa tidak yakin
dan bersuara pelan)
“Lo anterin gue
kesana, kalo emang bener, gue mau ikutan.”
Alfa meninggalkan Merry yang masih duduk di depan
komputernya.
MERRY
(merasa senang dan
bersuara pelan)
“Fa, fa, tunggu
tunggu.”
Merry membereskan barang-barang yang ada di meja dan
mematikan power monitor.
INT. KERETA – DAY
Alfa berdiri di samping Merry ketika kereta berjalan. Alfa
tampak terdiam sambil merasa ragu akan keputusan Merry.
EXT.
SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry
dan Alfa tiba di depan kantor, terlihat dua orang tukang yang sedang berusaha
untuk menurunkan signage bertuliskan “Success Forever” menggunakan tangga.
Mobil merah milik manajer masih terparkir di depan kantor. Merry dan Alfa
memasuki kantor.
INT.
SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry dan Alfa terdiam ketika tiba di lorong menuju ruang
kantor. Merry terdiam sambil melihat dari kaca pembatas, kondisi kantor yang
sudah berantakan dan tak terurus lagi. Merry berlari memasuki ruang kantor
sambil menunjukkan ekspresi sedih dan tidak percaya.
EXT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Manajer yang menggunakan pakaian santai datang dari seberang
kantornya menghampiri mobil. Manajer memasuki mobilnya dan meninggalkan tempat
itu.
INT.
SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry menjatuhkan pembatas atau sekat meja kerja sambil
merasa tidak percaya bahwa ini akan terjadi. Merry berlari keluar dari kantor.
Alfa menjadi merasa perihatin dan matanya berkaca-kaca melihat Merry yang
tengah gusar.
ALFA
“Mer..”
EXT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry keluar dari kantor, menyadari bahwa mobil merah milik
manajer tidak lagi terparkir disana. Merry tampak bingung sambil melihat di
sekeliling kantor. Merry bertanya kepada tukang di depan kantor. Alfa tampak
keluar dari kantor.
MERRY
(bingung dan panik sambil
menangis)
“Fa, tadi lo liat kan
ada mobil disini? Fa, Fa tadi lo liat kan? Fa itu mobil manajer yang gue temuin
fa, fa.”
Alfa
tampak hanya terdiam dan menghembuskan nafas karena tidak tahu harus melakukan
apa. Dua orang melewati kantor tersebut, Merry dengan panik menghampiri mereka.
MERRY
“Miss, miss help me
miss! Miss help me! Miss help me!”
Alfa
menghampiri Merry dan berusaha menenangkannya.
INT.
SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry
berlari menuju ruang kantor, disusul oleh Alfa. Merry tampak gusar, merasa
sangat terpuruk hingga hampir terjatuh ketika berlari. Merry
mengobrak-abrik barang-barang yang ada
disana, marah dan sedih bercampur aduk. Alfa mencoba menenangkan Merry.
ALFA
(menenangkan sambil
memegang kedua pundak merry)
“Mer, tenang mer,
tenang, tenang dulu dong.”
MERRY
(menangis)
“Padahal gue kira ini
awal gue bisa sukses fa, gue pingin bisa ngelunasin semua studi lo sendiri tanpa
ngebebanin siapa-siapa dan ngandelin siapa-siapa.”
ALFA
(perihatin)
“Iya..”
MERRY
(menangis dan
frustasi)
“Gue udah jual laptop
papa, fa.”
ALFA
(berusaha menenangkan
dengan nada pelan)
“Calm mer. Ya, Hidup
itu berhitung mer, orang bisa sukses kalo pas dalam berhitung. Untuk menghitung
pas, kadang orang mengalami kegagalan dulu. Ga cuma lo, gue juga pernah
mengalami. Jadiin ini pelajaran buat lo mer, mer tenang mer. Tenang mer, tenang
dulu.”
Merry masih menangis dan Alfa masih berusaha untuk menenangkan.
Merry memeluk Alfa. Alfa menuntun Merry untuk keluar dari kantor. Alfa menahan
Merry yang masih ingin mengobrak-abrik barang yang ada disana.
- Rabu, Februari 24, 2016
- 0 Comments