Dari Film Menjadi Naskah

Rabu, Februari 24, 2016


Dalam pembahasan kali ini, masih mengenai salah satu tugas mata kuliah Penulisan Kreatif. Setelah belajar untuk menulis review sebuah film, di minggu ketiga ini kita dilatih untuk belajar menulis naskah. Naskah yang akan ditulis bukan hasil dari pengembangan sebuah cerita pendek atau novel, melainkan dari film yang sudah ada. Film yang dipilih adalah salah satu film favorit kita dan bagian yang akan ditulis kembali menjadi sebuah naskah adalah salah satu scene terbaik dari film tersebut. Penulisan kembali naskah dari film yang sudah ada ini, melatih kita untuk belajar menganalisa, menulis dan menampilkan main idea dari sebuah scene dalam bentuk naskah.

Salah satu film favorit yang akan saya angkat dalam tugas kali ini adalah film “Merry Riana : Mimpi Sejuta Dolar”. Bukan hanya karena ceritanya saja yang menarik, menginspirasi dan memotivasi, tapi juga kemampuan acting dari Chelsea Islan dalam film ini yang membuat terpana. Alasan saya dalam pemilihan film ini, mungkin karena yang memerankan adalah Chelsea Islan. Hahaha.
Scene/adegan yang saya pilih adalah scene disaat Merry sadar kalo telah ditipu oleh salah satu perusahaan bernama “Success Forever”. Ia telah menyerahkan 200 dollar hasil dari menjual laptop papanya demi berinvestasi di perusahaan yang  menjanjikan dirinya akan mendapat satu juta dollar dalam lima tahun. Scene ini dipilih karena disini menjelaskan tentang keterpurukan seseorang disaat mencari uang (atau bisa juga dalam menjalankan bisnis) dan betapa susahnya sebuah perjuangan mendapatkan hasil yang kita mau.

Selamat membaca!


MERRY RIANA : MIMPI SEJUTA DOLAR

INT. LIBRARY – DAY
Merry sedang mengetik pesan untuk dikirim ke beberapa email berisi ajakan untuk bergabung dengan bisnis Success Forever. Alfa menunjukkan hapenya berisi pesan email yang ia terima, menghalangi layar monitor di depan Merry.

ALFA (O.S)
(bersuara pelan)
“Lu ngapain ikut-ikutan beginian? Mer lu bisa gitu, nginves dua ratus dolar dapet satu juta dolar dalam lima tahun?”

ALFA
(bersuara pelan)
“Kalo kayak gitu semua orang juga bisa kaya.”

MERRY
(bersuara pelan sambil merasa yakin)
“Cuma orang yang mau gabung dan berusaha cari member banyak yang akan kaya. That’s why I choose you to join. Gue udah cek semuanya fa, website, email bahkan gue dateng ke kantornya. Di depan kantornya ada mobil mewah.”

ALFA
(kaget dengan suara pelan)
“Lu inves?”

MERRY
(bersemangat dan merasa yakin sambil bersuara pelan)
“Ya”

ALFA
(heran dengan bersuara pelan)
“Dapet uang darimana?”

MERRY
(bersemangat dan bersuara pelan)
“Gue jual laptop papa, nanti kalo misalnya udah berhasil gue bakal beliin laptop yang lebih bagus lagi.”

ALFA
(merasa tidak yakin dan bersuara pelan)
“Lo anterin gue kesana, kalo emang bener, gue mau ikutan.”

Alfa meninggalkan Merry yang masih duduk di depan komputernya.

MERRY
(merasa senang dan bersuara pelan)
“Fa, fa, tunggu tunggu.”

Merry membereskan barang-barang yang ada di meja dan mematikan power monitor.

INT. KERETA – DAY
Alfa berdiri di samping Merry ketika kereta berjalan. Alfa tampak terdiam sambil merasa ragu akan keputusan Merry.

EXT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry dan Alfa tiba di depan kantor, terlihat dua orang tukang yang sedang berusaha untuk menurunkan signage bertuliskan “Success Forever” menggunakan tangga. Mobil merah milik manajer masih terparkir di depan kantor. Merry dan Alfa memasuki kantor.

INT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry dan Alfa terdiam ketika tiba di lorong menuju ruang kantor. Merry terdiam sambil melihat dari kaca pembatas, kondisi kantor yang sudah berantakan dan tak terurus lagi. Merry berlari memasuki ruang kantor sambil menunjukkan ekspresi sedih dan tidak percaya.

EXT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Manajer yang menggunakan pakaian santai datang dari seberang kantornya menghampiri mobil. Manajer memasuki mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

INT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry menjatuhkan pembatas atau sekat meja kerja sambil merasa tidak percaya bahwa ini akan terjadi. Merry berlari keluar dari kantor. Alfa menjadi merasa perihatin dan matanya berkaca-kaca melihat Merry yang tengah gusar.

ALFA
“Mer..”

EXT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry keluar dari kantor, menyadari bahwa mobil merah milik manajer tidak lagi terparkir disana. Merry tampak bingung sambil melihat di sekeliling kantor. Merry bertanya kepada tukang di depan kantor. Alfa tampak keluar dari kantor.

MERRY
(bingung dan panik sambil menangis)
“Fa, tadi lo liat kan ada mobil disini? Fa, Fa tadi lo liat kan? Fa itu mobil manajer yang gue temuin fa, fa.”

Alfa tampak hanya terdiam dan menghembuskan nafas karena tidak tahu harus melakukan apa. Dua orang melewati kantor tersebut, Merry dengan panik menghampiri mereka.

MERRY
“Miss, miss help me miss! Miss help me! Miss help me!”

Alfa menghampiri Merry dan berusaha menenangkannya.

INT. SUCCESS FOREVER’S OFFICE – DAY
Merry berlari menuju ruang kantor, disusul oleh Alfa. Merry tampak gusar, merasa sangat terpuruk hingga hampir terjatuh ketika berlari. Merry mengobrak-abrik  barang-barang yang ada disana, marah dan sedih bercampur aduk. Alfa mencoba menenangkan Merry.

ALFA
(menenangkan sambil memegang kedua pundak merry)
“Mer, tenang mer, tenang, tenang dulu dong.”

MERRY
(menangis)
“Padahal gue kira ini awal gue bisa sukses fa, gue pingin bisa ngelunasin semua studi lo sendiri tanpa ngebebanin siapa-siapa dan ngandelin siapa-siapa.”

ALFA
(perihatin)
“Iya..”

MERRY
(menangis dan frustasi)
“Gue udah jual laptop papa, fa.”

ALFA
(berusaha menenangkan dengan nada pelan)
“Calm mer. Ya, Hidup itu berhitung mer, orang bisa sukses kalo pas dalam berhitung. Untuk menghitung pas, kadang orang mengalami kegagalan dulu. Ga cuma lo, gue juga pernah mengalami. Jadiin ini pelajaran buat lo mer, mer tenang mer. Tenang mer, tenang dulu.”

Merry masih menangis dan Alfa masih berusaha untuk menenangkan. Merry memeluk Alfa. Alfa menuntun Merry untuk keluar dari kantor. Alfa menahan Merry yang masih ingin mengobrak-abrik barang yang ada disana.

You Might Also Like

0 komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Flickr