Story & Plot "Tanpa Jejak"

Senin, Maret 14, 2016


Postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Yang mana postingan kali ini tentang story dan plot berdasarkan karakter yang sudah diulas sebelumnya. Semoga dapat dipahami karena ceritanya memiliki plot yang agak ngetwist dan cukup panjang. Padahal ini sudah mengalami beberapa penyederhanaan karena dalam cerita ini cukup banyak detailnya. Selamat membaca :)

TANPA JEJAK

Hari sudah larut, Lala duduk di kamar asramanya dengan pintu yang tak tertutup. Datang Narto, penjaga asrama baru yang hendak menutup pintu kamarnya. Dengan wajah panik, Lala meneriakinya untuk tidak menutup pintu kamar itu. Datanglah Parman, penjaga asrama lama yang memperkenalkan Narto kepada Lala sekaligus meminta maaf karena tidak memberitahu Narto bahwa Lala tidak berani menutup pintu kamar. Narto dan Parman meninggalkan kamar Lala. Mereka berbisik-bisik mengejek Lala, Lala hanya terdiam mendengarnya sambil mengingat kejadian buruk yang membuatnya takut akan pintu yang tertutup.

Diceritakan betapa bahagianya keluarga Lala dahulu. Laras (Ibu Lala), Hendri (Ayah Lala) dan Sarah (Kakak Lala). Suatu hari mereka sekeluarga hendak berlibur sekaligus perjalanan bisnis Hendri di luar kota. Kebetulan, kota yang dituju melewati rumah Lidia (Tante Lala). Mereka mampir sebentar untuk sekedar bertegur sapa. Disana Lidia terus memperhatikan Lala dan membuatnya menjadi risih. Sebelum mereka pulang, Lidia menghadiahi Lala sebuah kalung lalu mereka pergi menuju hotel. Paginya, Hendri pergi untuk urusan bisnis sedangkan Lala, Laras dan Sarah pergi ke mall untuk jalan-jalan. Setibanya di Mall, Sarah ijin balik ke kamar hotel sebentar. Lala menunggu kakaknya itu tapi tak kunjung kembali juga, telpon juga tidak aktif. Bahkan hari itu Sarah menghilang. Lala bertanya ke Laras, namun tidak ada respon yang ia harapkan. Esok harinya, Lala hanya termenung karena melihat Laras dan Hendri yang tidak menanyakan keberadaan Sarah. Hendri hanya bisa menghibur Lala dan mengalihkan kemuramannya. Mereka hari ini hendak jalan-jalan lagi ke mall dekat hotel. Laras keluar duluan dari kamar dan turun menuju lobi. Lala dan Hendri keluar dari kamar dan berjalan menuju lift. Ketika menunggu lift, Hendri hendak balik ke kamar karena dompetnya ketinggalan. Lala disuruh tetap menunggu liftnya hingga terbuka. Sudah hampir tiga kali lift ditahan tapi Hendri tak kembali dari kamar yang pintunya tertutup itu. Tiba-tiba Laras datang dari lift, melihat Sarah didepannya dan memarahinya. Sarah kebingungan dan dia berkata bahwa dia hanya menunggu ayahnya kembali dari kamar. Wajah Laras kemudian semakin takut dan lewatlah seorang petugas kebersihan. Laras mengatakan bahwa ada seorang pria di kamarnya yang mengaku sebagai ayah Lala dan Laras menyebutkan bahwa dia orang tua tunggal. Sontak Lala kaget dan kesal. Lala berjalan menuju kamar itu namun ditarik oleh Laras hingga tim security datang dan menggeledah kamar itu, tapi tidak ditemukan siapa-siapa. Laras semakin marah dan menarik Lala menuju kamar hotel. Laras berkata akan menghukum Lala untuk dikurung di kamar sendirian. Ketika sampai di depan pintu kamar, Laras menarik-narik tangan Lala menuju kamar namun Lala bersikeras untuk tidak masuk hingga Laras lah yang berada di dalam kamar dengan pintu yang tertutup. Lala terdiam dan menangis, seorang petugas kebersihan melewatinya dan Lala tidak meresponnya. Petugas kepolisian pun datang menjemput Lala sebagai anak yang ditinggalkan di hotel tanpa kejelasan siapa keluarganya. Lala akhirnya dibiarkan menginap di asrama yang dikelola pemerintah.

Sudah lebih dari dua tahun dari kejadian suram. Pagi itu, Lala dijemput oleh Ryan (pacar Lala) di asrama dan mereka hendak berjalan-jalan. Mereka hampir liburan selama berhari-hari hingga mereka menginap di suatu motel. Lala sadar, dalam perjalanan itu mereka sempat melewati rumah Lidia. Namun Lala takut apabila Lidia sudah tidak lagi mengenalinya. Keesokannya, Lala meminta Ryan untuk mengantarkannya ke Rumah Lidia. Setiba disana, Lidia ternyata masih mengenali Lala. Ryan pergi karena takut mengganggu. Hampir seharian Lala di rumah Lidia dan Lidia meminta Lala untuk menginap di rumahnya. Lala menyetujuinya meski dengan sedikit paksaan. Malamnya, Lala menaruh handphone dan kalung pemberian Lidia di atas meja. Tapi Lala merasa tak bisa tidur, karena kamar yang ia tempati seakan sama dengan kamar hotel saat kejadian suram itu. Lala berjalan-jalan keluar rumah dan berhenti ketika melihat sebuah rumah dengan pintu yang tidak tertutup. Lala berjalan menuju rumah itu dan bertegur sapa. Beberapa saat kemudian barulah Aryo muncul, Lala mengira Aryo ini adalah mantan pacar Lidia yang pernah Lidia ceritakan. Namun Aryo membantahnya, dan menceritakan semuanya ke Lala tentang kejadian yang persis dialami oleh Lala termasuk kalung yang diberikan oleh Lidia. Darisana muncul kekhawatiran oleh keduanya dan mereka menemukan sebuah titik terang bahwa ini semua adalah ulah Lidia. Aryo kesal dan berlari ke rumah Lidia, Lala menyusulnya. Mereka menuju sebuah kamar yang berada di lantai dua. Disana Lala melihat Ryan yang diikat dengan tali di kursi dan Lidia terlihat berdiri didepan Ryan sambil membaca mantra-mantra dari buku. Lidia berbalik badan dan hendak berjalan menuju Lala dan Aryo. Namun Lala berhasil menghindar dan masuk kedalam kamar untuk menyelamatkan Ryan. Diluar kamar terdengar Aryo sedang berkelahi dengan Lidia hingga Aryo terjatuh menggelundung di tangga. Kemudian suasana menjadi sunyi, Lala semakin panik melepaskan ikatan Ryan. Lidia muncul di depan pintu ketika Ryan berhasil lepas dari ikatan. Lidia hendak menyerang Lala namun Ryan menghalanginya. Lidia menghempaskan Ryan keluar pintu dengan kekuatan gaibnya. Lalu memukul Lala hingga membuatnya menjadi pusing dan hendak pingsan. Lala hanya melihat Lidia hendak menutup pintunya dan meninggalkan Lala di kamar itu. Lala tak mampu bergerak karena masih merasa pusing. Beberapa waktu setelahnya, Lala tersadar dan pintunya tidak tertutup dengan sempurna karena diganjal dengan tangan Ryan. Lala langsung bergegas mengambil kalungnya di atas meja dan berlari menuju Ryan. Lidia tampak muncul tiba-tiba dari bawah tangga, hendak menyerang mereka kembali. Namun Ryan dan Lala menghindar yang membuat Lidia berada di dalam kamar. Dengan segera, Ryan menutup pintunya sambil saling berpegangan dengan Lala yang membawa kalung. Mereka tampak kelelahan. Ryan membuka pintu kamar, Lidia dan barang-barang gaibnya sudah tidak disana. Mereka turun, menolong Aryo dan pergi meninggalkan rumah Lidia.

You Might Also Like

0 komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Flickr