Bioskop Alternatif

Senin, April 04, 2016


Siapa yang sampai detik ini belum pernah ke Bioskop? Ya, pasti hampir sebagian besar pernah ke Bioskop walaupun hanya sesekali. Bioskop adalah salah satu tempat refreshing bagi para penikmat film. Baik film dalam negeri maupun luar negeri. Tapi pernahkah merasa kecewa, ketika film dalam negeri kalah pamor dengan film luar negeri? Film dalam negeri dikenal sebagai film yang cepat turun dari layar bioskop karena biasanya kalah jumlah penonton dari film luar negeri. Padahal banyak film Indonesia yang tak kalah bagusnya dengan film luar negeri. Mungkin karena kekhawatiran itu yang membuat para film maker memilih untuk memutar karyanya (biasanya film pendek) di bioskop alternatif. Bioskop Alternatif merupakan arena alternatif untuk memutarkan film, bisa berupa acara screening film di kampus, maupun di tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk diselenggarakannya pemutaran film (biasanya cukup menggunakan LCD proyektor dan layar). Para pembuat film-film bioskop juga tak jarang untuk memutar filmnya terlebih dahulu di bioskop alternatif untuk melihat potensi dan respon penonton terhadap filmnya. Sehingga mereka dapat memprediksi jumlah penonton di bioskop nantinya (apakah bisa balik modal apa tidak *eh).  Pemutaran di bioskop alternatif juga mempunyai nilai lebih dibanding hanya sekedar melihat respon penonton ketika menonton film di bioskop lalu pulang ketika filmnya telah berakhir. Nilai lebih yang dimaksud adalah ketika film telah selesai diputar di bioskop alternatif, biasanya akan diadakan sesi diskusi dengan penonton. Diskusinya bisa berupa pertanyaan bahkan komentar, sehingga film maker bisa mempertimbangkan apakah semua hal yang ingin disampaikan dalam film bisa diterima oleh penonton. Biasanya film maker akan sedikit merevisi filmnya sebelum benar-benar diputar di bioskop.

Apakah di kota saya terdapat bioskop alternatif? Harusnya ada. Karena komunitas-komunitas film dan film maker sekarang semakin banyak bahkan berasal dari kota-kota kecil di Indonesia. Bagaimana saya bisa mengatakan demikian? Karena pada 25 – 27 Maret 2016 lalu telah berlangsung acara Temu Komunitas Film Indonesia di Baturraden, Jawa Tengah. Dimana acara tersebut dihadiri oleh 345 peserta dari 95 komunitas, 33 kota dari 14 provinsi di Indonesia. Dari acara tersebut membuktikan bahwa 40% dari jumlah provinsi di Indonesia telah terdapat komunitas film atau film maker, bahkan bisa lebih dari 40% karena sebagian besar yang hadir berasal dari pulau Jawa dibanding luar pulau Jawa (karena terkendala biaya akomodasi). Bila ditanya tentang keberadaan bioskop alternatif, ketika dalam suatu wilayah sudah terdapat film maker maka secara tidak langsung pasti mereka mengadakan pemutaran. Karena sejatinya kegiatan komunitas film atau film maker tak lepas dari produksi, distribusi dan eksebisi. Bila memang tidak ada Bioskop Alternatif, anda bisa memulainya sebagai yang pertama di kota anda. :))

Bioskop Alternatif biasanya memutar film-film yang tak ada di bioskop. Jadi bisa dibilang, Bioskop Alternatif di Indonesia kebanyakan hanya memutar film karya dalam negeri (meskipun ada kemungkinan memutar film luar negeri ketika mempunyai relasi dengan film maker luar).
Mengapa harus menonton di Bioskop Alternatif? Selain karena film-film yang diputar sebagian besar bukan film bioskop, juga dengan menonton film di bioskop alternatif, kita bisa melihat potensi film bioskop di kedepannya. Karena film bioskop berawal dari film yang diputar di bioskop alternatif (biasa disebut film indie). Dengan adanya bioskop alternatif, tentunya kita dilatih untuk belajar mengapresiasi karya film dengan cerdas dan mencintai karya film dalam negeri. Kenapa harus nonton film Indonesia? Tidakkah anda merasa malu dan sedih ketika film Indonesia di bioskop sering cepat turun dari layar dibanding dengan film luar (sebut saja film Holywood)? Padahal banyak film Indonesia yang tak kalah bagusnya dengan film luar. Dan perlu anda ketahui, menikmati film Indonesia yang tayang di bioskop adalah kesempatan yang langka. Selain karena pembajakan film Indonesia sekarang semakin diperketat (sebut saja Ganool). Sebagai orang Indonesia apa anda tidak malu karena hanya mengetahui perkembangan film di luar negeri tapi buta terhadap perkembangan film di negeri sendiri?

Balik lagi pada pembahasan Bioskop Alternatif. Apa ada film yang berawal dari Bioskop Alternatif kemudian berpotensi dan akhirnya diputar di Bioskop? Ada. Anda pernah mendengar tentang film “Siti”? Jika tidak berarti anda harus lebih sering peduli dengan film dalam negeri. Film yang berdurasi 88 menit ini merupakan produksi tahun 2014 dan telah mendapatkan banyak penghargaan di luar negeri (Singapore, Taiwan, dll) sebelum akhirnya mendapat penghargaan di Festival Film Indonesia 2015 kemudian tayang di Bioskop.

Dengan anda menonton film di bioskop alternatif berarti anda secara tidak langsung telah menonton karya film maker yang akan tampil di layar Bioskop (XXI, Blitz).
Ada satu quote yang dapat menyimpulkan uraian diatas yang dicetus oleh “Kolektif” (Komunitas Pemutaran Film).

“Tontonlah film di bioskop. Namun tontonlah lebih banyak lagi film-film di Bioskop Alternatif.”

Semoga menginspirasi untuk terus mencintai dan peduli terhadap karya film Indonesia.

Salam sineas Indonesia!

You Might Also Like

1 komentar

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    BalasHapus

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Flickr